Pura Besakih merupakan salah satu objek wisata yang memiliki keunikan
tersendiri dibandingkan tempat wisata lainnya. Pura Besakih menjadi terkenal
karena kompleks candi yang didirikan disana, sehingga dikenal sebagai Pura
Utama di Bali. Besakih yang menawarkan atmosfir religius dibangun berdasarkan
pada empat arah.
Sejarah
Pura ini pada awalnya dibangun di suatu desa suci yang disebut Hulundang Basukih, yang kini dikenal sebagai Desa Besakih. Nama Besakih diambil dari kata "Basuki" atau dalam naskah kuno ditulis sebagai Basukir atau Basukih. Kata Basuki sendiri diambil dari kata Sanskerta "Wasuki" yang berarti "penyelamat".
Pura ini pada awalnya dibangun di suatu desa suci yang disebut Hulundang Basukih, yang kini dikenal sebagai Desa Besakih. Nama Besakih diambil dari kata "Basuki" atau dalam naskah kuno ditulis sebagai Basukir atau Basukih. Kata Basuki sendiri diambil dari kata Sanskerta "Wasuki" yang berarti "penyelamat".
Sementara, dalam mitologi Samudramanthana
disebutkan bahwa Basuki adalah nama naga yang melingkari Gunung Mandara.
Cerita kuno menyebutkan bahwa Pura Besakih
dibangun oleh Rsi Markandya dan pengikutnya sekitar abad ke-11. Pada waktu itu,
Rsi Markandya ingin pergi ke Gunung Agung untuk membangun peristirahatan.
Namun, proses pembangunannya bermasalah karena meninggalnya para pengikutnya
akibat suatu penyakit. Untuk menyelamatkan para pengikutnya maka Rsi Markandya
membuat sebuah tempat pemujaan terhadap Tuhan sebagai penyelamat. Tempat
pemujaan tersebut disebut "Sanggar Basuki".