• TEMUKAN SAYA DI FACEBOOK
    Ini sebagai bentuk pertemanan antara saya dan pengunjung semuanya, Trimakasih atas kunjungannya.
Showing posts with label Agama Hindu. Show all posts
Showing posts with label Agama Hindu. Show all posts

Friday, January 27, 2012

PENGERTIAN KEMULAN/KAMIMITAN/KAWITAN


1.        Kemulan
Sebenarnya kata kemulan ini berarti asal mula dari seseorang. Yang oleh Umat Hindu di masyarakat sesuai dengan konsep Mpu Kuturan Kemula itu diwujudkan dengan sanggar barrong tiga sebagai tempat dari Hyang Guru. Beliau  disini diwujudkan dengan tiga sifat yang disebut dengan Tri Guru yakni : Hyang Guru, Hyang Adi Guru, dan Hyang Parama Guru.
2.        Kemimitan/Kawitan
Kata Kamimitan atau Kawitan adalah sama pula artinya dengan asal mula seseorang yaitu berasal dari kata “wit” yang berarti asal mula. Jadi jelaslah antara Kawitan dan Kemulan itu adalah sama artinya. Hanya saja Kawitan itu setingkat lebih tinggi dari Kemulan. Biasanya oleh masyarakat

Leluhur dan Pitara


ARTI DAN PENGERTIAN LELUHUR
Adapun yang dimaksud dengan leluhur disini adalah sama dengan Nenek Moyang, yaitu orang-orang yang ada atau hidup lebih dahulu dari kita dan sebagai asal atau awal kelahiran daripada kita. Seperti misalnya Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, Kumpi, Buyut, Kelab, Wareng dan lain-lainnya yang sudah meninggal semuanya itu disebut leluhur. Jadi pendahulu yang melahirkan kita disebut dengan leluhur, sama halnya dengan kita bangsa Indonesia, si nenek moyang kita adalah bangsa Arya yang mempergunakan bahasa Austronesia. Jadi Leluhur bangsa Indonesia adalah bangsa Arya. (sejarah Kebudayaan Indonesia).

ARTI DAN PENGERTIAN PITARA DAN PITARI
Yang dimaksud dengan Pitara dan Pitari di sini adalah para Leluhur kita yang telah mendahului kita dan mampu memberikan perlindungan kepada kita yang masih hidup di alam semesta ini. Untuk lebih jelasnya perlu juga diketahui di sini proses terjadinya Pitara dab Pitari. Sebenarnya Pitara dan Pitari ini

Monday, January 2, 2012

Hari Raya Saraswati dan Pelestarian Budaya Bali

Om Swastyastu umat sedharma,
Ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya yang berkaitan dengan Makna Hari Raya Saraswati bagi masyarakat Hindu. Setelah mengetahui makna Hari Raya Saraswati, selanjutnya kita akan membahas tentang Hari Raya Saraswati dan pelestarian Budaya bali. Artikel ini adalah artikel yang saya buat sesuai dengan pengamatan saya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan Hari Raya Saraswati dan Budaya Bali. Karena hanya bersifat pengamatan dari sebelah pihak semata, maka artikel ini memiliki banyak kekurangan. Disini saya meminta kritik dan saran mengenai artikel ini.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih, selamat membaca...
Om Santih, Santih, Santih Om


Bali terkenal hingga ke mancanegara karena kebudayaannya. Budaya seakan nafas lain kehidupan masyarakat Bali, setiap kegiatan yang dilakukan selalu didasari oleh budaya Hindu. Jika kita mencoba masuk lebih jauh ke dalam kehidupan Hindu, arti budaya itu sendiri dapat dikatakan memiliki keterkaitan. Ini terlihat dari Hari Raya Saraswati dan Budaya Bali yang selaras berpadu untuk menunjukkan rasa syukur dan bhakti kepada Tuhan.

Sunday, December 18, 2011

Pengertian, Tujuan, serta Fungsi dan Makna Yadnya


PENGERTIAN YADNYA
Kata Yadnya berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari akar kata “yaj” yang artinya memuja, mempersembahkan, atau korban. Kemudian penulisannya diindonesiakan dari Yajna menjadi Yadnya.
Dalam kitab Bhagawadgita dijelaskan Yadnya artinya suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keiklasan dan kesadaran untuk melaksanakan persembahan kepada Tuhan. Yadnya berarti upacara persembahan korban suci. Pemujaan yang dilakukan dengan mempergunakan korban suci sudah barang tentu memerlukan dukungan sikap dan mental yang suci juga.

TUJUAN YADNYA
Bila direnungkan tujuan diadakannya sebuah Yadnya yaitu untuk membalas Yadnya yang dahulu dilakukan oleh Ida Sang Hyang Widhi ketika menciptakan alam semesta beserta isinya. Hal tersebut dapat kita lihat dari sloka dibawah ini:

Saturday, December 17, 2011

Apakah karena makin besar Upacara Yadnya yang dilakukan maka makin besar pula Pahalanya?

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat pelaksanaan yang diadakan besar-besaran di suatu daerah khususnya di Bali. Dalam kehidupan sehari-hari pasti pernah terpikirkan oleh pikiran kita bahwa apakah karena makin besar upakara Yadnya itu dilaksanakan maka makin besar pahalanya? Mengapa hal ini bisa terjadi? Lalu apa sebenarnya syarat sebuah Yadnya yang dapat dikatakan baik (Satwika)?

Nah mari kita bahas bersama. Jika kita mencoba melihat Yadnya berdasarkan nilai materi atau jenis bebantenan, suatu yadnya digolongkan sebai berikut:

Yang pertama yaitu Nista Yadnya yang mempunyai arti yadnya yang berada pada tingkatan terkecil. Di dalam Nista Yadnya ini masih dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu Nistaning nista (terkecil dari yang kecil), madyaning nista (tingkatan sedang dari yang kecil), Utamaning Nista (tingkatan terbesar dari yang kecil).

Saturday, December 10, 2011

Cara membuat Kalpika

Dalam membuat kalpika anda hanya membutuhkan bahan-bahan seperti bunga jepun, bunga pucuk bali, dan daun daripada pucuk bali tersebut. Dalam pembuatannya cukup mudah, anda cukup mengikuti beberapa langkah simpel, mudah untuk anda pahami yang kami berikan disini.





Monday, December 5, 2011

Tri Kaya Parisudha

Sebagai umat Hindu, dalam menjalani hidup kita harus mengetahui etika Hindu, salah satunya yaitu Tri Kaya Parisudha. Tri Kaya Parisudha berasal dari kata Tri, Kaya, dan Parisudha. Tri artinya tiga, Kaya artinya gerak atau perbuatan dan parisudha artinya suci. Jadi Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak atau perbuatan yang harus disucikan. Tri Kaya Parisudha ini dapat membantu kita untuk mencapai keharmonisan dalam kehidupan serta mencapai tujan akhir manusia yaitu moksa.


Thursday, November 24, 2011

Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu

Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan "Tiga Kerangka Dasar", di mana bagian yang satu dengan lainnya saling isi mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa. Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah: 
A. Tattwa (Filsafat)
B. Susila (Etika)
C. Upacara- Yadnya
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Tri Kerangka Dasar Agama Hindu, dapat download file pdfnya disini

Sunday, November 6, 2011

Makna Hari Raya Saraswati Bagi Masyarakat Hindu


Om swastyastu umat sedharma,
Dalam postingan kali ini tyang ingin membagikan sedikit artikel tentang makna Hari Raya Saraswati  bagi masyarakat Hindu. Artikel ini tyang buat berdasarkan apa yang tyang pelajari. Mungkin artikel ini memiliki banyak kekurangan, atau mempunyai pendapat yang berbeda dengan pembaca, tyang sebagai penulis meminta maaf sekaligus meminta kritik dan sarannya. Atas semua perhatiannya, tyang ucapkan terimakasih
Om Santih, Santih, Santih Om

MAKNA SARASWATI BAGI MASYARAKAT HINDU
Ilmu pengetahuan yang tumbuh dan mengalir seperti mata air, memberikan berbagai keindahan kepada setiap makhluk yang hidup di dunia ini. Mengalir seiring berjalannya waktu, perlahan mengalir mengikuti arah sungai hingga memenuhi lautan yang luas. Begitulah perjalanan ilmu pengetahuan yang tiada henti mengiringi setiap aktifitas dalam kehidupan dan begitulah awal munculnya kata saraswati, melihat dari sangat berharganya ilmu pengetahuan bagi kehidupan ini.
Mengenal lebih jauh dan mencoba memahami makna saraswati dalam kehidupan masyarakat Hindu adalah salah satu bentuk dari menghargai tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Hindu. Saraswati berasal dari akar kata “saras” dan “wati” dimana “saras” memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir, sedangkan kata “wati” berarti memiliki. Jika dirangkai secara singkat Saraswati berarti sesuatu yang memiliki sifat mengalir terus-menerus seperti layaknya mata air.
Mengalir layaknya air, itu adalah inti dari kata Saraswati sebagai sebuah pengandaian ilmu pengetahuan yang terus dibutuhkan meskipun terdapat perbedaan keadaan pada setiap zaman. Air takkan berubah meski itu besok, dua hari lagi ataupun beberapa tahun yang akan datang, begitupun ilmu pengetahuan yang selalu dibutuhkan setiap saat. Anak kecil membutuhkan ilmu, anak muda membutuhkan pengetahuan dan begitupun seterusnya takkan pernah berhenti. Begitulah pandangan masyarakat Hindu terhadap ilmu pengetahuan dan terhadap Hari Raya Saraswati.

Thursday, October 27, 2011

Kawitan

Kawitan diartikan sebagai "Wit" atau asal, maka Sanghyang Manu, manusia pertama ciptaan Hyang Widhi adalah kawitan manusia diseluruh dunia. Oleh karena alam pikiran manusia "serba terbatas", ingin ada sesuatu batasan yang jelas dalam mewujudkan bhaktinya, berlawanan dengan keadaan Hyang Widhi yang "tidak terbatas", maka umat Hindu di Bali memutuskan bahwa Bhatara Kawitan mereka adalah "yang pertama kali datang di Bali", tidak lagi memikirkan leluhur yang dahulunya di Majapahit, atau lain-lain, karena kalau itu dirunut lebih keawal lagi, akan semakin kabur. Itulah sebabnya nama-nama Bhatara Kawitan di Bali misalnya : Pasek Sanak Sapta Rsi, Arya Kenceng, Kiyai Ularan, Dalem Tarukan, Arya Gajahpara, Arya Kanuruhan, Arya Belog, Arya Sentong, Pasek Kayu Selem, Danghyang Nirartha, dll.

Saturday, October 22, 2011

Keyakinan dalam Hindu

          Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran" Politeisme" hal ini dikarenakan Dalam Agama Hindu umatnya memuja banyak Dewa, namun hal tersebut tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran Filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada "Brahman", yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:

Brahman

  • Widhi Tattwa merupakan konsep kepercayaan terdapat Thuan Yang Maha Esa dalam pandangan Hinduisme. Agama Hindu yang berlandaskan  dengan Dharma menekankan ajarannya kepada umatnya agar meyakini dan mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Dalam filsafat Adwaita Wedanta dan dalam kitab Weda, Tuhan diyakini hanya satu namun orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama. Dalam agama Hindu, Tuhan disebut Brahman. Filsafat tersebut tidak mengakui bahwa Dewa-dewi merupakan Tuhan tersendiri atau makhluk yang menyaingi derajat Tuhan.
  • Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap makhluk hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam makhluk hidup merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut "Atman". Jivatma bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan manusia yang bersifat maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang sesungguhnya. Keadaan itu disebut Awidya. Hal tersebut mengakibatkan Jiwatma mengalami proses reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jivatma mencapai "Moksa".

Monday, October 17, 2011

Upacara Mendem Ari-Ari

Ari-ari merupakan salah satu bagian penting dalam proses perkembangan janin di dalam kandungan. Dalam tatwa Kanda Pat disebutkan bahwa manusia lahir ke dunia dibantu oleh 4 saudara yaitu ari-ari, lamas, darah dan yeh nyom. Ke empat saudara inilah yang menjaga bayi dalam kandungan dan membantu proses kelahiran bayi. Setelah bayi lahir maka sang kanda pat pergi menuju lokasinya masing-masing untuk beryoga dan karena keteguhannya beryoga maka keempat saudara kita tersebutlah pada akhirnya akan menjadi Sang Suratman, Sang Jogormanik, Sang Mahakala dan Sang Dorakala yang akan menjadi saksi perilaku kehidupan dan sebagai penuntun jalan setelah kematian. Sehingga saat bayi lahir ada upacara khusus yang harus dilakukan untuk mendem ari-ari si bayi. Sebagai ungkapan kebahagian atas kelahiran si bayi ke dunia.


Silahkan klik disini untuk menDOWNLOAD file selengkapnya.

Wednesday, October 5, 2011

Purana

PENGERTIAN PURANA
Kata Purana berasal dari akar kata “PURA” dan “ANA”, yang kemudian digabungkan menjadi  PURANA. Kata “Pura” mempunyai arti kuno atau zaman kuno, sedangkan “Ana” berarti mengatakan. Jadi Purana ini adalah sejarah kuno yang isinya menceritakan cerita Dewa-Dewa, Raja-Raja, dan Rsi-Rsi Kuno. Purana juga berarti cerita kuno, pencerita sejarah, dan koleksi cerita yang mengandung ajaran agama yang lalu dan yang akan datang.


Silahkan klik disini untuk menDOWNLOAD file selengkapnya.

ASAL USUL KATA MERU



Utuk menginvestigasi asalusul kata meru, sebelumnya kita harus memperhatikan suara sandhi, yang sering kita jumpai dalam kitab-kitab kekawin. Tujuan daripada suara sandhi tersebut adalah untuk mengatur ketepatan posisi guru dan lagu dalam kekawin dan dalilnya seperti ini :
a+a menjadi aksara (suara panjang) contohnya: parama.....artha, menjadi para martha, ..... a + u menjadi “o”, contohnya : maha.... utama, menjadi mahot-tama, .... a + i menjadi “e” contohnya parama-istri-guru menjadi paramesti guru, hana ing wana menjadi haneng wana. Seperti tersurat dalam kitab kekawin Arjuna Wiwaha bait pertama, dengan wiramanya sarddhula, jumlah guru dan lagunya sembilanbelas suku kata

Tuesday, October 4, 2011

PENGERTIAN LAMBANG SWASTIKA



Bukan saja benda-benda tetapi gerak alampun digambarkan dengan perlambang dunia berputar dan alam semesta ini diyakini berputar tiada henti. Kapan perputaran itu berhenti, maka suatu pertanda kemunduran atau kemusnahan. Gerak alam yang terus berputar itu dilambangkan dengan Swastika yang artinya selamat. Maksudnya apapun yang bergerak di alam ini adalah lambang kehidupan dan keselamatan apapun yang tidak bergerak adalah kemunduran dan kematian.
Swastika adalah lambang daripada agama Hindu dan berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata-kata berikut ini :
a.       Si artinya luwih, baik, selamat
b.      Asti  artinya adalah

Sunday, September 25, 2011

Asal-usul Istilah Pura di Bali


Istilah Pura digunakan sebagai tempat pemujaan umat Hindu di Bali (Indonesia) diperkirakan pada zaman Dalem berkuasa di Bali. Sebelum dikenal istilah pura, untuk menunjukkan tempat pemujaan umat Hindu di Bali dikenal istilah Kahyangan atau Hyang. Bahkan pada zaman Bali Kuno dipakai istilah “ulon” yang berarti tempat suci atau tempat yang dipakai untuk berhubungan dengan Tuhan. Hal ini dibuat dalam prasasti sukawana Al (th. 882 M).

Saturday, September 24, 2011

Jenis-jenis Tari Rejang


Ada Masyarakat Bali mengenal beberapa jenis tari Rajang. Diantara tari Rejang yang ada di Bali, Tari Rejang yang paling umum dikenal masyarakat Bali adalah Rejang Renteng, Rejang Dewa, Rejang Onying, dan Rejang Kuningan. Untuk mengenal jenis-jenis Tari Rejang yang dikenal dalam kehidupan masyarakat bali dapat diuraikan sebagai berikut :

Friday, September 23, 2011

Tingkatan Upacara Yadnya Menurut Kwantitasnya


Para Maha Rsi kita sebelumnya telah memikirkan cara apa yang terbaik bagi Umat Hindu untuk melaksanakan ajaran agamanya. Secara umum kita sudah mengenal ada tiga tingkatan Upacara :
1.       Kanistan : tingkat upacara terkecil.
2.       Sedang    : tingkat upacara yang sedang/sederhana.
3.       Utama      : tingkat upacara yang besar/utama
Perbedaan tingkatan ini bukan bermaksud mempertajam jurang antara si kaya dengan si miskin, tetapi dengan maksud supaya ada pemerataan, didalam melaksanakan upaca Yadnya. Menurut pendapat penulis bahwa tidak ada satu agamapun (wahyu) menganjurkan/mengharuskan umatnya untuk melaksanakan ajaran secara berlebihan melewati batas kemampuan yang ada.

Thursday, September 22, 2011

Yadnya Bukan Pemborosan


Kalau kita perhatikan tata kehidupan Agama-agama besar di dunia, ada ciri-ciri khas mengenai pelaksanaan ibadah agamanya masing-masing, keanekaragaman ini dilatarbrlakangi oleh historis kehidupan para Nabi maupun tokoh-tokoh Agama yang berbeda-beda. Hal ini bukanlah berarti obyek persembahan, bebaktian, dan penghormatan itu banyak dalam arti lebih daripada satu melainkan hanyalah satu yaitu kepada Tuhan saja.
Dalam Weda ada menyebutkan “ekam sat wiprah bahuda wadanti”, yang artnya Tuhan itu hanya satu tetapi oarang-orang yang bijaksana menyebutkan dengan banyak nama. Jadi untuk bersatu dengan Tuhan ditempuh dengan berbagai jalan, seperti misalnya anak sungai yang ada di penjuru arah mata angin akan bersatu dengan asalnya yaitu samudra.

Wednesday, September 21, 2011

Sloka Tentang Bhuana Agung ( Alam Semesta )


Dalam Bhagawadgita BAB VII Sloka 6 di sebutkan :

Etadyonini bhutani
Sarwani ty upadharaya
Aham kritsnasya jagatah
Prabhawah pralayas tatha