Deskripsi:
Candidasa dikenal karena pasir putihnya. Industri pariwisata bermunculan dengan latar belakang Samudra Hindia. Dari tempat ini kita bisa melihat Pulau Lombok dan Nusa Penida dan cahaya "jukung" yakni perahu tradisional yang bersinar akan selalu membawa Anda untuk datang lagi.
Candidasa dikenal karena pasir putihnya. Industri pariwisata bermunculan dengan latar belakang Samudra Hindia. Dari tempat ini kita bisa melihat Pulau Lombok dan Nusa Penida dan cahaya "jukung" yakni perahu tradisional yang bersinar akan selalu membawa Anda untuk datang lagi.
Sejarah:
Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen. Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi objek wisata, nama Candidasa pun mulai digunakan. Tidak ada catatan/laporan pasti tentang latar belakang nama Candidasa. Namun, dianggap pemilihan nama ini berhubungan dengan cerita
"lingga" di bagian dalam
candi yang terletak pada perbukitan Candidasa. Naskah kuno menyebutkan
bahwa Pura Candidasa dibangun pada abad ke-12. Ada "lingga" yang
terdapat di dalam candi yang dipercaya sebagai symbol Dewa Siwa. Di tempat suci
ini konon bisa mendapatkan penghargaan tertinggi atau "sorga" dengan
uttering sepuluh huruf yang disebut "Dasa Aksara" (Dasa artinya
sepuluh). Cerita
lain mengatakan bahwa nama Candidasa diinspirasi oleh sebuah patung dekat
lingga. Patung itu adalah patung Dewi Hariti yang dikelilingi oleh 10 anak.
Dipercaya bahwa Dewi Hariti memberikan berkah berupa kemakmuran dan
kesejahteraan kepada mereka yang bersembahyang disana.Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen. Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi objek wisata, nama Candidasa pun mulai digunakan. Tidak ada catatan/laporan pasti tentang latar belakang nama Candidasa. Namun, dianggap pemilihan nama ini berhubungan dengan cerita