Tirtagangga dibangun pada
tahun 1948 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Taman
air ini dikonstruksi dalam arsitektur yang sangat un ik dengan gaya Bali dan
Cina.
Tirtagangga dibangun pada
daerah seluas 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama
yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam teratati dan air
mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam
renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks ketiga, kita dapat
menemukan tempat peristirahatan raja. Sebelum konstruksi Tirtagangga, terdapat
sumber mata air besar di daerah ini; sehingga masyarakat setempat menyebut
daerah ini "embukan" yang artinya mata air.
Mata air itu kemudian
difungsikan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan air dan juga sebagai
"pemurnian" dari para Dewa. Untuk tujuan ini, mata air ini dianggap
suci dan sacral. Aspek religius dalam mengkonstruksi Tirtaganga untuk rumah
istirahat raja dan juga untuk fungsi umum layak untuk disaksikan.