Kawitan

Kawitan diartikan sebagai "Wit" atau asal, maka Sanghyang Manu, manusia pertama ciptaan Hyang Widhi adalah kawitan manusia diseluruh dunia. Oleh karena alam pikiran manusia "serba terbatas", ingin ada sesuatu batasan yang jelas dalam mewujudkan bhaktinya, berlawanan dengan keadaan Hyang Widhi yang "tidak terbatas", maka umat Hindu di Bali memutuskan bahwa Bhatara Kawitan mereka adalah "yang pertama kali datang di Bali", tidak lagi memikirkan leluhur yang dahulunya di Majapahit, atau lain-lain, karena kalau itu dirunut lebih keawal lagi, akan semakin kabur. Itulah sebabnya nama-nama Bhatara Kawitan di Bali misalnya : Pasek Sanak Sapta Rsi, Arya Kenceng, Kiyai Ularan, Dalem Tarukan, Arya Gajahpara, Arya Kanuruhan, Arya Belog, Arya Sentong, Pasek Kayu Selem, Danghyang Nirartha, dll.

Jika seseorang belum menemukan yang namanya kawitan maka dalam kehidupan kita akan merasakan ada yang kurang. hal ni dikarena roh leluhur mengingatkan kita agar berbhakti kepadanya. Sifat manusia memang aneh. Kebanyakan kalau sudah hidup senang, lupa pada leluhur, nanti kalau sudah kesakitan barulah ingat kepada leluhur atau Tuhan sendiri. Jadi jangan mengira bahwa Kawitan menyakiti kita atau membuat kita tidak nyaman, tetapi karena kita sendiri yang tidak bhakti pada Kawitan, itu berarti belum sempurna melaksanakan Panca Srada.
Sebagaimana kebanyakan mereka yang lupa pada Sang Pencipta akan selalu mengalami kesulitan dalam hidup. cara untuk meyakinkan diri bahwa Kawitan saya itu sudah benar yaitu dengan cara rajin-rajinlah bersamadhi, nanti akan ada vibrasi kesucian, petunjuk dari Hyang Widhi dan roh leluhur kita yang sudah suci. Disaat itu anda bisa berkomunikasi. Berhasil atau tidak, tergantung kebulatan tekad dan kesucian anda.