• TEMUKAN SAYA DI FACEBOOK
    Ini sebagai bentuk pertemanan antara saya dan pengunjung semuanya, Trimakasih atas kunjungannya.

Thursday, September 29, 2011

Berpidato


Berpidato adalah berbicara dihadapan banyak orang baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan tujuan menginformasikan sesuatu sehingga lawan bicara mengetahui, memahami, dan barangkali mau melaksanakan makna informasi tersebut.
Metode berpidato
1.       Metode Inpromtu (serta merta)
Metode ini digunakan dalam berpidato berdasarkan kebutuhan sesaat tanpa persiapan sebelumnya. Dengan demikian pembicara hanya bertolak dari pengetahuan dan kemahirannya. Metode ini sangat berbahaya bagi orang baru belajar berbicara menghadapi massa, akan tetapi dirasakan berhasil bagi orang yang sudah biasa dalam keadaan darurat dan pada kesempatan terbatas.
2.       Metode Menghafal

Metode ini merupakan kebalikan daripada metode inpromtu, maksudnya metode ini bukan hanya direncanakan sebelumnya tetapi juga ditulis secara lengkap materi yang akan dibawakan. Kemudian naskahnya dibaca berulang-ulang dan dihafal kata demi kata, kalimat demi kalimat dan seterusnya. Jarang orang berhasil dengan metode ini karena yang bersangkutan ingin berbicara cepat-cepat tanpa menghayati makna pidato engan harapan jangan lupa atas hafalannya. Satu saja lupa akan menjadi berantakan ide keseluruhannya. Disamping itu tidak memperhatikan situasi pendengar sehingga tidak mungkin mampu menyesuaikan diri.
3.       Metode Naskah
Metode ini memiliki perencanaan sama dengan metode menghafal. Hanya pada saat berpidatolah naskah tersebut dibaca oleh orang yang berpidato. Metode ini sifatnya masih kaku, seolah-olah menimbulkan tabir antara pembicara dan pendengar. Mata si pembicara lebih banyak tertuju kepada teks daripada menatap pendengar. Keuntungannya sudah tentu materinya terasa lebih lengkap dan efektif waktunya (sesuai dengan keefektifan materi yang disajikan)
4.       Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Perencanaan sama denagn metode menghafal dan metode naskah. Akan tetapi ide-ide tidak tertulis lengkap, pembicara sudah menyiapkan kerangka yang akan dibawakan secara mendetail, sering menyiapkan draf dengan tidak perlu menghafal kata-katanya , berpeganyan dengan kerangka tersebut pembicara secara bebas berbicara sambil memperhatikanpendengar, kerangka tadi hanya berfungsi mengingat urutan ide atau materi yang ingin disampaikan. Jadi metode ini lebih banyak memberikan fleksibilitas dan pariasi pemakaian kata dan ungkapan. Begitupula pembicara bisa mengubah nada pembicaraannya sesuai dengan reaksi pendengar pada umumnya, metode inilah yang berhasil mendekati jiwa pendengar . dengan demikian diharapkan dengan berpidato dengan metode ini kecuali dalam hal tertentu menggunakan metode naskah.

0 Comments
Tweets
Komentar

No comments:

Post a Comment