• TEMUKAN SAYA DI FACEBOOK
    Ini sebagai bentuk pertemanan antara saya dan pengunjung semuanya, Trimakasih atas kunjungannya.

Saturday, September 24, 2011

Jenis-jenis Tari Rejang


Ada Masyarakat Bali mengenal beberapa jenis tari Rajang. Diantara tari Rejang yang ada di Bali, Tari Rejang yang paling umum dikenal masyarakat Bali adalah Rejang Renteng, Rejang Dewa, Rejang Onying, dan Rejang Kuningan. Untuk mengenal jenis-jenis Tari Rejang yang dikenal dalam kehidupan masyarakat bali dapat diuraikan sebagai berikut :
1.    Rejang Renteng
Tari Rejang Renteng ini adalah salah satu jenis Tari Rejang yang ditarikan oleh sekelompok penari-penari wanita. Dimana para penarinya bergerak secara beriring-iringan secara seragam. Keunilan dari tari Rejang ini terlihat dari penarinya, dimana para penari diikat kedalam suatu untaian atau rangkaian yang disebut “renteng” dengan seutas benang yang pada umumnya berwarna putih.
Tari Rejang Renteng memiliki ciri yang khusus, yaitu jempana sebagai linggih Ida Bhatara dituntun dengan benang panjang yang diikatkan pada pinggang si penari.
2.    Rejang Dewa
Tari Rejang Dewa ini adalah salah satu jenis tarian Rejang yang dibawakan oleh sekelompok penari wanita. Di beberapa tempat, terian ini hanya boleh ditarikan oleh para remaja. Dimana setiap orang penari menari dengan membawa semacam boneka dari janur sebagai lambang Dewa-dewi yang diikatkan di sekitar pinggang penari.
Versi lain daripada Rejang Dewa yaitu tarian Rejang yang dibawakan oleh sekelompok penari putri dengan memakai busana putih kuning, setiap orang memakai selendang, dan mengenakan hiasan kepala yang terbuat dari janur dengan dihiasi bunga berwarna-warni. Pada akhir tariannya, para penari bergerak melingkar sambil memegang selendang penari yang ada didepannya.
3.    Rejang Onying
Jika dibandingkan dengan kedua tari Rejang yang sebelumnya, tari Rejang Onying mungkin yang paling keras ungkapan geraknya. Dalam banyak hal, gerak-gerak tari Rejang Onying menyerupai gerak tari Baris yang keras dan patah-patah. Dimana para penari darpada tari Rejang Onying ini pada umumnya dari kalangan wanita dewasa, bahkan dibeberapa tempat tarian ini dibawakan oleh para Pemangku. Keunikan dari tari Rejang Onying ini terlihat pada pemakaian keris terhunus, oleh setiap orang penarinya. Pada akhir tarian, para penari menikamkan keris kedada masing-masing, yang dikenal masyarakat Bali dengan sebutan ngurek.
4.    Rejang Kuningan
Rejang Kuningan adalah sebuah tarian Rejang yang ditarikan hanya pada hari raya Kuningan dari masyarakat Hindu Bali. Tarian yang menggambarkan turunnya para widyadari ini hanya boleh bibawakan oleh penari-penari yang masih gadis. Para penari mengenakan busana adat ke pura dengan hiasan kepala yang dibuat dari janur atau daun enau muda yang dihiasi dengan bunga yang berwarna-warni. Tari ini diduga sudah muncul sejak abad ke- XI dan hingga kini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat desa Duda dan Akah, yang terdapat di kabupaten Karangasem. Bedanya, Jika di Desa Duda tarian ini diiringi dengan gambelan Gong Kebyar, sedangkan di desa Akah tarian ini diiringi dengan gambelan Gambang (Parwati 1986;Mulyati 1982)

Selain dari ke empat Tari Rejang tersebut diatas, ada beberapa tari Rejang yang terdapat dibeberapa daerah atau desa yang ada di Bali, misalnya di Desa Tenganan terdapat Tarian Rejang yang pementasannya dikaitkan dengan upacara Aci Kasa. Tarian ini dibawakan oleh para Remaja (Deha) dengan mengenakan pakaian khas Rejang yang terdiri dari kain gringsing (Tenganan) dan bunga-bunga emas. Adapun gambelan pengiring tari Rejang ini adalah gambelan Selonding.
Di Batuan, Sukawati dan sekitarnya, tari Rejang juga dikenal dengan sebutan tari Sutri. Tarian ini biasanya dilakukan menjelang waktu persembahyangan,tari ini ditarikan ketika Pendeta atau Pemangku menghaturkan puja mantra dan sesaji-sesaji lainnya.
Di desa batuan, tari Rejang dianggap mempunyai suatu kekuatan yang dapat melingdungi warga masyarakat setempat dari marabahaya. Oleh sebab itu, tradisi Ngerejang atau mementaskan tari rejang ini masih tetap dipertahankan oleh warga desa adat setempat. Pada bulan-bulan tertentu, dijaba pura desa Adat Batuan, dipentaskan tari Rejang yang dibawakan oleh kaum wanita dari banjar-banjar di lingkungan desa adat Batuan secara bergiliran. Kadangkala penarinya hanya memakai busana sederhana dan pada hari-hari tertentu mereka berpakaian adat bali madya.
Di kabupaten Tabanan ada tari Rejang Tabuh, Rejang Baris , dan Rejang Ayunan yang terlihat agak unik jika dibandingkan dengan tarian Rejang yang telah disebutkan di atas. Tari Rejang Tabuh yang terdapat di desa Penebel, kabupaten Tabanan adalah terian upacara Dewa Yadnya yang ditarikan sekelompok penari wanita dimana sepenjang pertunjukan para penarinya bergerak sambil menyanyikan tembang atau Nembang. Dimana penarinya mengenakan busana adat kepura dengan selendang panjang dan setiap orang penari membawa kipas. Selanjutnya Tari Rejang Baris yaitu tarian upacara Dewa Yadnya yang ditarikan oleh gabungan penari pria dan wanita yang masih remaja. Disini para penari tidak memakai tata busana khusus melainkan busana adat ke pura (Ratnawati 1986). Dan terakhir yaitu Tari Rejang Ayunan yang terdapat di desa Pupuan adalah satu-satunya tarian yang ditarikan oleh penari laki-laki yang masih remaja. Para penari memakai pakaian adat kepura yang serba putih. Dimana di akhir tariannya para pemain bermain ayunan untuk merebut makanan dan hadiah-hadiah lainnya yang disembunyikan di atas pohon dimana ayunan digantungkan (Suastri 1985).

0 Comments
Tweets
Komentar

No comments:

Post a Comment